Selasa, 08 Desember 2015

SAJAK TIAP SAJAK MENGANDUNG ARTI ♥

Kali ini saya hanya ingin berbagi kebahagian untuk kalian yang sedang membaca blog saya ini. Sebelumnya, apa kalian pernah dibuatkan sebuah puisi oleh seseorang yang special? atau sebaliknya, membuatkan puisi kepada seseorang yang special, ntah itu untuk Ibu, Ayah, Adik, Kakak, Sahabat, atau orang terkasih? Mungkin sebagian dari kalian pernah menuliskan puisi untuk siapapun yang kalian anggap special.

Well, saya bukanlah karakter yang puitis dan romantis dalam membuat sajak-sajak puisi. Memilih judul puisi yang tepat pun saya suka bingung, saya punya satu puisi karangan pribadi saya, yang memang menggambarkan kondisi saya sendiri. Menurut saya membuat sebuah puisi bukanlah sebuah keterpaksaan semata, tetapi itu adalah ide kreatif yang memang mengalir secara naluriah dari perasaan dan fikiran kita sendiri. Lihat ini, salah satu contoh puisi yang  pernah saya buat J

Take Me to the Future
Time goes so fast.
Day turns to night.
Memories change, even life goes on.
People change, my childhood disappeared.
Children laugh, play, and smile.
Freedom sets them free.

Daddy, could you tell me if I could still be your little daughter?
Tell me that the maturity is not a cruel thing.
Mom, could you tell me the way of a girl should be you?
A strong woman with tons of affections.

Fear wraps me, worry haunts me.
Growing up..
It seems like things will never feel like before.
I see something, future.

It hurts, people are busy.
Forget about us, and will they realize?
Time, memories, togetherness, and happiness
Feels like I am in blue.

Daddy, will I have a man who protect me like you?
I get falling in love with.
Will he hurt me, please tell me if it will not.
Be thankful for the right one.

Carves the fear, dreams of perfection
Do more what makes you believe.
Stay positive, learn from yesterday.
Future will take you.

Mungkin kalian bisa mengerti maksud puisi yang sudah saya tulis lalu. Saya pun tak tahu apakah puisi yang pernah saya buat itu merupakan sebuah puisi yang sudah dikategorikan sebagai puisi yang baik, benar, dan memiliki aturan penulisan puisi yang baik atau tidak. Tetapi, saya hanya mencoba menyampaikan apa yang saya rasakan pada saat itu. Saya merasa bahwa kita tak selamanya menjadi anak kecil, kita akan tumbuh menjadi dewasa untuk menemukan jati diri kita dan menjadi seorang yang sukses nantinya. Namun, terkadang timbul rasa takut dan keraguan. Takut, banyak orang-orang tersayang pergi meninggalkan kita karena kesibukaan atau hal lainnya. Dan tak bisa dipungkiri, bahwa langkah kita masih panjang untuk meraih masa depan. Senang rasanya dapat menghasilkan satu puisi karang pribadi saya sendiri. Saya bisa membingkainya di dalam satu frame dan merasa bangga atas pemikiran saya sendiri.

Lain halnya ini, untuk beberapa waktu saya sering mendapatkan buah karya puisi pribadi yang dikarangan khusus oleh seseorang untuk saya. Terimakasih banyak untuk “dia” yang selalu meluangkan kesempatannya untuk membuatkan sajak-sajak puisi indah untuk saya.

I Have Love to You
By Zuna Gayuh Candra Irawan

Jewels, diamond, emerald, are shining.
Bags, shoes, dresses, also seducting.
I am the poor man, I have no cash in my pocket.
I don’t have a suit, I always wear jacket.

You may be promised with everything by every man.
They serve you like they are the good man.

But I have one thing they don’t.
It is true love in every way.
The crystal love they never won.
Because it is only obtained in true hard battle and going through hard way.


YOU, MY REFLECTION
By Zuna Gayuh Candra Irawan
Good night and good morning always said.
No happier thing but with you.
Laugh and smile we always made.
This feeling given by you.

I see my reflection no mirror.
Seeing your eyes is always more.
It always brings no bore.

I know it is always you.
The love beat in my heart you give to.
Mistakes happened but you always forgive too.
And I love my reflection, it is you.


Sekian, aku selalu dianggapnya special olehnya, mungkin kalian juga pernah merasa dianggap yang paling special oleh banyak orang disekitar kalian. Buatlah mereka selalu tersenyum J

Senin, 07 Desember 2015

Talking about shoes, Well, I love Flat Shoes ♥

Kalau lagi ngomongin soal sepatu, mungkin gue cenderung pilih flat shoes? why??


Ada beberapa hal yang akan gue ceritain tentang alasan gue lebih memilih flat shoes daripada alas kaki lainnya jika saat berpergian dan tips-tips untuk kalian yang ingin memiliki flat shoes.

Okay, let me tell you yah ƪ(˘˘)┐"ƪ(˘˘)ʃ" ┌(˘˘)ʃ"

Well, setiap perempuan pasti selalu ingin tampil cantik, rapih, dan menarik. Ntah itu dilihat dari sisi make-up, how do you dress up, and how do you wear your accessories. Tapi kalau gue, gue lebih seneng tampil simple, rapih, dan elegan aja. Kalau dikategorikan gue menyimpulkan diri gue memang agak feminim. Semenjak berhijab, Alhamdulillah, gue mulai merubah diri, terutama cara berpakaian ( ˘͡ -˘͡)

Gue jadi seneng pakai rok panjang, cardigan or long shirt, dan dipadu dengan simple and cute flat shoes. Overall, itu tipikal gue banget. Rasanya simple dan nyaman banget kalau pake flat shoes. Gue udah sering pake flat shoes semenjak gue masuk SMP.

Pertama, menurut gue flat shoes punya banyak banget motif, bentuk, dan ukuran yang bisa kita sesuaikan sama ukuran kaki kita. Well, gue salah satu perempuan yang berkaki boros, hehe.. ukuran kaki gue sekitar 39-40 upss.. ( '_' ) parahkan. Hal ini sebenernya agak bikin gue kesulitan kalau nyari flat shoes yang motifnya udah gue suka, tapi gak ada ukurannya, syedihh… So, You girls, kalau lagi memilih flat shoes, gue saranin sesuaikan sama ukuran kaki lo yang benar-benar pas, biar saat dipakai, kaki elo merasa nyaman. Adalagi, mungkin elo juga bisa cari motif dan warna lainnya untuk cadangan kalau motif yang elo suka gak ada ukurannya. Haha `ʃƪ)

Kedua, gue juga gak tau kenapa gue bisa jatuh cinta banget sama si mungil flat shoes ini. Menurut gue, motif dan ukurannya itu bisa dipadukan dengan berbagai macam daily fashion. Jadi, bisa untuk pergi sekolah, pergi ke kampus, pergi ke kantor, hangout bareng temen-temen lo, atau pergi bareng keluarga. Flat shoes bisa dipadukan dengan fashion apapun. Semisalnya, lo cuma pake long dress, denim jeans and t-shirt, atau short skirt and t-shirt dan lainnya. Flat shoes cocok banget buat lo yang mau tampil simple dan casual.

Ketiga, nyaman. Itu kesan yang selalu gue dapet saat gue pake flat shoes. Apalagi untuk kalian yang super busy dan banyak kegiatan mungkin flat shoes bisa menjadi alas kaki yang nyaman untuk keseharian kalian. Kalau dibandingkan dengan wedges atau high heels, mungkin akan lebih berbahaya dan kalian akan mudah merasa lelah saat memakainya. Jadi, saran gue, untuk kalian yang sibuk, kalian lebih baik pake flat shoes atau sepatu kets.  And stay girly with flat shoes.

Selanjutnya, mungkin harga flat shoes terbilang bervariasi, ada yang murah, standar, dan mahal. Tapi menurut gue itu relatif sesuai dengan kenyamanan dan daya tahan si flat shoes itu sendiri. Kalau lagi cari flat shoes, gue saranin untuk beli flat shoes yang harganya sekitar 100 ribu ke atas agar daya pakainya lebih lama hehe… meskipun kadang gue juga harus mempertimbangkan budget sendiri untuk si sepatu mungil satu ini. Terkadang kalau sudah suka sama motifnya, tak pandang bulu, beli saja, takut kebawa mimpi huaa ( ̯ )

Sebelumnya, mungkin lo bisa nabung dulu untuk beli apapun benda kesayangan elo, ntah itu sepatu, tas, flat shoes, dompet, dll. Biasakan menabung, jangan minta dibelikan orangtua tiba-tiba. Jelas, elo akan merasakan kebahagiaan tersendiri saat elo menabung uang untuk hal yang elo suka itu. Lalu, jika uang sudah terkumpul, lo bisa pergi ke toko flat shoes yang elo suka dan pilih yang bekualitas bagus yah, terus sesuaikan budget yang elo punya untuk beli flat shoes yang elo inginkan, jangan terlalu melebihi budget. Jangan lupa, cocokan dengan ukuran kaki lo hehe, lo juga bisa cek bahannya, so elo jadi tahu deh apakah bahannya anti air, mudah rusak, dan semacamnya.

Menurut gue sih yah, pake flat shoes cenderung lebih aman daripada sepanjang hari dengan wedges atau high heels. Flat shoes yang sering disebut juga sebagai sepatu teplek ini bisa dipakai untuk semua umur, seperti anak-anak, remaja, bahkan ibu-ibu. Untuk kenyamanan ekstra hindari flat shoes yang memiliki dasar permukaan yang licin. Gue bisa membayangkan seberapa lelahnya lo seharian menggunakan high heels yang pastinya heels tersebut akan menopang badan lo seharian. Hindari membuat kaki anda terasa cepat lelah dan tidak dapat bergerak lebih leluasa.

Yup.. mungkin itu aja yang bisa gue share ke kalian girls semoga bermanfaat . flat shoes fever  \(´`)/ 

Minggu, 06 Desember 2015

LAGU ANAK-ANAK, OH ENTAH KEMANA?


Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan canggih, banyak budaya-budaya timur yang kian lama kian redup. Hal ini juga memicu hilangnya norma sosial di masyarakat. Miris sungguh mengiris hati, saya ambil saja contohnya dari hilangnya deretan lagu anak-anak yang berubah menjadi lagu bertemakan “cinta-cintan” yang semestinya belum pantas untuk anak umur belasan.

Jika anda ingat nama-nama penyanyi lagu anak berikut ini, mungkin anda berada di era 90-an yang sangat menyenangkan, ya itu era zaman waktu saya kecil. Lagu-lagu anak-anak yang dinyanyikan oleh trio kwek-kwek, Chikita Meidi, Joshua, Tasya, Tina Toon, dan lainnya sungguh menggembirakan dan membangkitkan nuansa keceriaan anak-anak di dalamnya. Tak ada lirik-lirik percintaan di dalamnya. Saya seolah bertanya mengapa lagu-lagu anak sekarang kian lama kian menghilang? Bahkan anak-anak kecil zaman sekarang lebih senang dan hafal menyanyikan lirik-lirik  lagu bertemakan “Cinta” jika diamati jelasnya, hal ini memicu anak-anak sekolah dasar yang sudah mengerti tentang arti “pacaran”, cinta dan semacamnya. Sungguh memilukan.

Demam boy band dan girl band saat ini juga mendukung hilangnya lagu anak-anak. Memang, mereka merupakan sekelompok anak-anak yang memiliki talenta dan suara yang bagus. Tapi haruskah lagu-lagu mereka bertemakan cinta? Sungguh disayangkan, karena banyak anak-anak yang meniru maksud di dalam lirik lagu tersebut.  Hal ini juga memicu hilangnya daya kreatifitas anak-anak. Selanjutnya, pihak mana yang perlu disalahkan?

Tak perlu menyalahkan berbagai pihak, kita bisa mulai dari diri kita sendiri untuk membangkitkan minat anak-anak untuk mencintai lagu-lagu anak semestinya dan jangan membiarkan mereka terjatuh di dalam lirik-lirik lagu cinta yang akan membuat mereka tumbuh dewasa sebelum masanya.

Peran orangtua sangatlah penting dalam hal ini. Orangtua merupakan sang pemantau perkembangan anak, mulai dari bayi hingga mereka tumbuh dewasa kelak. Bimbingan orangtua terhadap anak-anaknya sangat diperlukan agar mereka dapat tumbuh kembang dengan baik di lingkungannya. Kembali lagi di dalam konteks lagu anak-anak, para orangtua juga harus mengenalkan lagu-lagu anak yang pantas di umurnya. Jangan membiarkan mereka menyanyikan lagu-lagu dewasa yang mengandung lirik cinta. Hal ini juga baik untuk perkembangan kreatifitas dan kecerdasaan anak. Anda seolah berperan sebagai anak-anak yang sedang merindukan masa kecilnya dengan ikut serta menyanyikan lagu-lagu anak-anak tersebut. Ciptakan suasana yang menggembirakan untuk menyatukan suasana dengan lagu tersebut.

Tidak hanya orangtua saja yang berperan dalam menciptakan minat anak-anak untuk menyukai lagu anak-anak kembali. Mungkin generasi-generasi muda seperti kita ini juga bisa menyumbangkan atau menciptakan lirik lagu yang bertemakan “keceriaan anak-anak” yang memang dominan untuk anak-anak. Ciptakan lagu yang memicu kecerdasaan, kegembiraan, dan kelucuaan anak-anak kecil pada zamannya.

Hilangnya lagu-lagu anak juga dapat dilihat dari rendahnya minat media elektronik kita seperti pertelevisian, radio, dan internet untuk memberi wadah tersendiri untuk kretifitas anak. Banyak pihak berfikir bahwa lagu-lagu anak zaman dulu tidak memiliki daya pikat dan jual yang tinggi. Itu sebabnya pertelevisian sekarang jarang menayangkan program anak-anak, sekalinya adapun, itu tetap dihubungankan dengan sebuah kisah cinta yang tidak semestinya.

Jika anda masih mencintai nasib anak-anak Indonesia, mari kita bangkitkan kembali nuansa lagu anak-anak yang menggembirakan untuk generasi muda selanjutnya. Jangan biarkan moral mereka rusak hanya karena sering menyanyikan lagu bertemakan cinta yang belum pada umurnya.  
Sekian.


Minggu, 14 Juni 2015

Wearing My Hijab ✿

Today, you will see if there are many women who wear casual and fashionable hijab. I always think that women who wear hijab always look very beautiful. They try to get closer to Allah. My father and Mother never push me to wear that Hijab. Of course, I just wear hijab every Friday when all students should wear hijab too in my school. Since I was in the kindergarten until senior high school, I loved to keep my long hair because I saw that Rapunzel in one of the Disney princess characters had long hair and I wanted to be like her. I also preferred to wear skirt, sleeveless dresses,-t-shirt with navy blue jeans, and cardigans. I remembered that I often wore sleeveless dress with jeans everywhere but now, all things have changed. I tried and realized if I should wear my Hijab.

This story happened when I was in the third grade in senior high school. I never guessed if I wore my hijab now. I got some inspirations from people surrounded me especially one of my best friends, her name was Nurul Fadhilla. I called her Dilla. We were getting friends since we were in the junior high school. We met in an English course and until now, we still kept our good friend relationship. She was one of college students in the biology department, in State University in Jakarta. We ever talked about the Hijab because both of us did not wear hijab yet. Finally, I forgot when she decided to wear hijab. I remembered that it was on her first grade in senior high school. She always looked beautiful with her hijab. I considered if I was one of her fan because she was a girl who had some dreams, inspiration, and very a creative girl. She was very smart, diligent and kind-hearted. I loved being her friend. Then, she never missed to share every good thing to me. How kind she was.

There was a simple thing that I caught from her. She says to me, “Meilinda, I know wearing hijab is big decision for a girl teen like us. There are many obstacles that we will get in doing our good decision. Of course, in this term we used to our thought and intent to be better one. I know Allah will always help us to be better mei. Wearing hijab will make us better even we intend that only for Allah and you will get thousand of blessings after you wear it. If you are not wear the hijab now, so when? Pray me if I always be your best friend. Please keep our communication wherever we are mei. Do not forget to share every your interesting and best stories to me’. Her words were very amazing.

Finally, I got Allah’s guidance to wear my hijab. When I failed in my SNMPTN test, I felt depressed because I failed to take my scholar as nutritionist in Institute Agricultural of Bogor (IPB). I felt that I could not make my parents proud of me. I did not know why I stared in the mirror. I took mom’s veil. Then, I started to wear it in my head. I looked something different in my face. I felt calm. One day, my mom and my younger sister asked me to go hangout in order to lose my stressed. We went hangout look for something. At that time, I wore my hijab and that became my first time to wear it. I started to feel comfortable with it even my mom looked surprised with my change.

I remembered what Dilla ever said to me about wearing hijab. If I did not wear my hijab today, so when I would wear it, and I realized this my turn. I learnt, learnt, and learnt to better for my commitment. Finally, I decided to wear my hijab until right now. Of course, this became the biggest challenge for me. Wearing hijab meant that you should makeup ourselves to be closer with Allah. We should change our bad attitude, how to speak, and keep our emotion. I knew it was little bit hard for me but if I tried, I did. Wearing hijab really gave some of big changes in my life. I tried to change my bad attitude, my lifestyle, my habit, and controlling my emotion.

For example, I could change how the way I dressed up. I decided to replace my short skirt and dress in my wardrobe. Then, my parents gave me money to buy some of long shirts and skirts, veils, and many more. They really supported me. I did not want to miss every single thing in my changes. Learn and learn is my goal. I learnt to always keep my pray time and did not forget to read the Al- Quran every day. By doing that, you would get calmness for your life. Stay focus to the right and positive things to increase my good points in myself.

How I controlled my emotion also became the hardest part. I have considered myself as a moody person. I eased getting bad mood when there was a bored or disappointing thing.  I wore hijab and I should be calm girl. It meant that I should control myself from a big anger. Anger leaded you into bad things. That was the point. I should manage myself more and more. Be friendly and stay in the stable emotion would be better.

Besides improving my good points, I should finish my studies and made some of achievement for giving pride to my beloved parents. I loved them very much. I believed that Allah always helped people who wanted to change to better. My father has supported me every time until I was here, in the Jenderal Soedirman University. I came here because of my parent pray. I would not suppose to be like now without them. Mom, Dad, I would be your best daughter someday. Pray me for these.


Furthermore, I could not explain how I felt happy today because I already got Allah’s guidance to wear the hijab. It became the best moment in my life that have changed me into a better one. I thanked for many people who always supported me and gave some inspiration in wearing my hijab. I will always learn into a better person.

Kamis, 11 Juni 2015

Perkuliahan Umum Mahasiswa D3 Bahasa Inggris

PURWOKERTO – Sejumlah dosen dan mahasiswa program studi D3 Bahasa Inggris mengikuti perkuliahan umum di ruang B 105, gedung B,  Fakultas Ilmu Budaya, Kamis, 11 Juni 2015 dengan Mr. Christopher Allen Woodrich, seorang Wikipedia editor yang berasal dari Kanada. Tema perkuliahan kali ini adalah “Cultural Translation in Writing Film Subtitles”.

Seluruh mahasiswa D3 Bahasa Inggris wajib mengikuti perkuliahan umum ini sehingga beberapa mata kuliah yang terselenggara pada pukul 09:00-12:00 WIB ditiadakan. Ruangan pun dipenuhi oleh para mahasiswa dan dosen yang begitu antusias dengan pembicara yang sudah menjadi salah satu penerjemah berbagai macam subjudul film. Mr. Christopher yang ternyata fasih berbahasa Indonesia dengan senang hati berbagi pengalamanya kepada para peserta kuliah umum tersebut.  Jelas, semua sangat antusias mengikuti acara dan menyimak apa yang disampaikan.

Sempat disinggung beberapa hal mengenai cara penerjemahan yang baik dan benar, baik dalam penerjemahan indonesia-inggris ataupun sebaliknya. Hal yang paling penting dalam mendapatkan hasil penerjemahan yang baik adalah dengan memahami sistematika budaya setempat, bahasa target, dan maksud yang jelas. Seorang penerjemah harus mampu dalam menerjemahkan berbagai macam istilah yang berkaitan dengan budaya-budaya yang cukup bervariasi disetiap negara, seperti nama makanan, public figure, cerita rakyat, dan tradisi atau adat-istiadat setempat. Hal ini haruslah dipahami oleh seorang penerjemah agar apapun yang diterjemahkan dapat tersampaikan dengan baik kepada para pembaca atau penonton film.

Mr.Christopher mengatakan bahwa memahami makna-makna di dalam teknik penerjemahan merupakan hal yang memiliki kolerasi tinggi dan arti penting bagi penerjemah. Disimpulkan bahwa hal ini dapat membuat para pembaca mengerti maksud atau bahasa target dengan jelas, serta tidak menimbulkan ketidaksinambungan pada para pembaca dalam penyampaian hasil penerjemahan ini.

Acara puncak ditutup dengan pengajuan beberapa pertanyaan dari para peserta kuliah umum baik dari para dosen ataupun mahasiswa. Setelah itu dilakukan sesi foto bersama. Acara perkuliahan ini berlangsung dengan baik dan benar-benar memberikan manfaat baik bagi para mahasiswa yang sangat tertarik untuk mendalami penerjemahan. 

Selasa, 09 Juni 2015

Kunjungan Singkat ke Satelit Pos Purwokerto



Di semester 4 ini, aku mendapat kesempatan untuk mengambil salah satu mata kuliah peminatan, aku memilih mata kuliah jurnalistik. Awalnya aku ingin memilih penerjemahan, tetapi aku ragu dan sepertinya tidak sesuai dengan passionku.  Akhirnya aku memilih mata kuliah jurnalistik. Aku tertarik dengan mata kuliah ini karena aku ingin tahu bagaimana seorang wartawan mencari berita dan bagaimana mengolah berita yang baik. Ternyata setelah masuk tengah semester pertama, mata kuliah ini semakin mengasyikkan dan membuatku semakin ingin tahu tentang jurnalistik lebih dalam. Dosen-dosennya pun sangat asik dan pandai membuat nyaman dan asik suasana kelas. Cukup banyak materi mendasar tentang jurnalistik dan cara menulis berita yang baik dan benar.

Mata kuliah jurnalistik ada setiap hari Kamis. Pada tengah semester pertama, aku masih diajarkan tentang materi, berbagai macam contoh, dan dosen mengajar serta berbagi pengalaman mereka saat menjadi seorang wartawan. Setelah masuk akhir semester 4 pun dosen berganti. Dosenku kali cukup familiar ditelingaku karena aku sempat bertemu beliau beberapa waktu, dibeberapa kesempatan acara kampus. Namanya mas Tatang, seorang editor disalah satu Koran lokal di Banyumas tepatya Radar Banyumas. Beliau mengajar cukup asik dan dengan senang hati berbagi pengalamannya selama bekerja di dunia perkoranan.

Beliau cukup sibuk dalam mengurus perkuliahannya, namun tidak lepas dari tanggungjawabnya untuk tetap mengajar kami di kampus.  Perkuliahan awal dengannya, kami diajak untuk berkunjung ke kanto tempat Ia bekerja, Radar Banyumas. Kami ditunjukan berbagai macam ruangan yang sebagai proses tempat memproduksinya Koran-koran Radar Banyumas. Kami juga diberi kesempatan untuk melihat serangkaian mesin besar yang digunakan untuk memproduksi Koran tersebut atau sebagai alat percetakan Koran.  Di jam perkuliahan selanjutnya beliau mengajak kami semua untuk berkunjung ke Koran lokal lainnya yang ada di Banyumas yaitu satelit pos. Kunjungan di hari Kamis, 4 Juni 2015 ini berlangsung cukup menarik.

Satelit pos tidak jauh dari lokasi kampus Ilmu budaya. Kami semua berkumpul jam 07:30 pagi dan bergegas ke tujuan dengan menggunakan sepeda motor. Hanya dengan waktu 10 menit kami sampai di tempat tujuan. Disana kami dipersilahkan masuk untuk mengetahui seluk beluk satelit pos. Begitu menarik memang mata kuliah jurnalistik ini, aku mendapat berbagai macam pengalaman dari para wartawan berpengalaman. Kami juga selalu diberi kesempatan untuk bertanya tentang apapun mengenai industri perkoranan lokal ini.

Radar Banyumas dengan Satelit pos sangatlah berbeda dari beberapa hal dan sistematika didalamnya. Satelit pos yang juga tersebar diseluruh wilayah Banyumas memiliki keunggulan tersendiri dari Koran lokal lain yang ada di Banyumas, seperti salah satunya, satelit pos memberikan ruangan terhadap publik untuk ikut serta dalam menyalurkan aspirasi, info, dan minat menulis mereka. Di dalam Koran yang diterbitkan satelit terdapat satu ruang yang diperuntukan untuk publik, khusunya pada bagian “Berita Inyong”,“Citizen Journalism”, “Opini”, “SMS” berhadiah, dan ruang cerita publik.  Anda bebas menuangkan info-info yang anda miliki guna memberikan informasi baru terhadap publik setempat. Adanya ruang ini benar-benar memberikan kemudahan terhadap warga untuk ikut berpartisipasi.

Kemudian, Satelit pos juga memilik bagian-bagian penting, seperti redaksi, sirkulasi, dan iklan. Semua bagian tersebut memiliki peranannya tersendiri. Satelit pos dan Radar Banyumas memiliki sistematika susunan kerja yang berbeda, namun tidak begitu jauh juga perbedaannya. Berikut ini adalah sistematikan bagian-bagian yang terkait dengan cara kerja Satelit pos memiliki:
1.   Pimpinan Redaksi yang bertugas untuk membuat dan mengatur kebijakan redaksi dalam mencari isu-isu berita dan mengarahkan tugas setiap wartawan.
2. Wakil Pimpinan Redaksi yang bertugas dalam membantu kinerja pimpinan redaksi demi kelancaran produksi Koran satelit pos.
3.  Redaktur Pelaksana bertugas untuk membimbing dalam membuat layout berita dan headline berita di Koran.
4.   Redaktur bertugas dalam melakukan listing, mencari headline berita, menentukan berita apa saja yang harus dimuat dan dliput, serta juga ikut berpartisipasi dalam mencari isu-isu berita di masyarakat.
5.  Wartawan bertugas mencari berita di lapangan dan harus selalu siap kapanpun untuk meliput berita yang terjadi disekitar wilayah Banyumas dan mencari narasumber.
Setiap bagian sudah memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Jika salah satu bagian tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka pendistribusian Koran pun tidak dapat terdistribusi dengan baik kepada para pelanggan Koran. Itu sebabnya peranan meraka begitu penting dan saling terkait.

Satelit pos memberikan ruang untuk masyarakat yang ingin menjual produk dan jasa mereka untuk memasang iklan. Iklan memiliki ruang khusus di lama satelit pos ini. Menurut satelit pos, iklan merupakan salah satu bagian yang cukup penting guna menunjang pembiayaan berita mereka. Pemasangan iklan memiliki harga khusus dan tersendiri untuk setiap baris iklan ataupun bukan yang berbentuk baris. Harga yang dibanderol untuk memasang iklan di Koran satelit pos cukup bervariasi, namun akan begitu menguntungkan bagi anda yang ingin menjual produk anda.


            Kunjungan yang kurang lebih berlangsung selama satu setangah jam ini diarasa kurang.  Kami masih begitu anstusias untuk mendengarkan informasi menarik lainnya mengenai Satelit post ini, namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 kami harus segera bergegas ke kampus, ada jam mata kuliah lagi yang harus kita hadiri. Pertemuan yang cukup menyenangkan dan berwawasan untuk mengetahui lebih jauh tentang dunia perkoranan. Semoga di lain waktu aku bisa melaksanakan tugas akhir kuliahku disana dan mas Tatang tetap memberikan kesempatan untuk kami semua berkunjung ke tempat perkoranan lainnya di Banyumas. 

Selasa, 02 Juni 2015

CURUG LAWA


Dibalik rutinitas penduduk yang padat, terdapat keindahan alam yang belum terjamah oleh apapun, begitu indah dan seolah kita patut mensyukurinya tanpa kurang satu pun itu. Aku begitu senang sekali berkesempatan melihat indahnya dan asri nan alaminya pemandangan curug lawa yang benar-benar belum terjamaah oleh oranglain. Bak aset negara yang harus tetap dijaga keberadaannya. Keadaan yang jelas berbeda, tidak seperti di Jakarta, hanya gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menutup keindahan sang langit biru, air sungai yang keruh ditutupi oleh benda tak bermanfaat, dan jalan-jalan yang diwarnai kebisinggan kendaraan. Sungguh berbeda dengan semua keindahan alam yang dapat disaksikan jelas disini. Curug lawa begitu asri, alami, dan indah untuk dinikmati pemandangannya.


Tak butuh waktu lama untuk pergi kesana, hanya beberapa menit sampai. Tanpa harus melawan macet atau padatnya jalan kota. Aku dan teman-temanku menelusuri jalan-jalan pedesaan yang masih asri. Pemadangan sawah, rumah warga, dan pohon-pohon selalu setia berjejer menemani perjalanan kita ke curug. Benar-benar, aku tidak merasakan polusi, sungguh udaranya sangat segar, aku merasa beruntung untuk beberapa waktu tinggal di kota yang kecil dan juah dari padatnya ibukota ini, Purwokerto. Ya.. lalu, aku melihat banyak petani sedang sibuk berjalan mundur untuk menanam padi-padi begitu dengan hati-hatinya karena mereka tahu, nantinya padi akan menjadi bahan pokok untuk banyak orang. Tidak hanya itu, panorama gunung Slamet pun tidak luput dari perhatianku. Saat itu cuaca cukup cerah, panorama gunung Slamet seolah tidak boleh dilewatkan begitu indah menjulang tinggi dan dikelilingi oleh awan disekitar puncaknya. SubhanaAllah, sungguh indah ciptaanmu Allah. Belum tiba di curug aku sudah cukup bahagia melihat rutinitas desa dan alam yang asri menemaninya.

Aku begitu bersyukur saat dapat menikmati suasana desa ini. boleh ku ceritakan lagi? Aku melihat sungai kecil dan terasering yang sering digunakan para petami untuk mengaliri sawahnya memiliki air yang sangat bening, jernih, dan menyegarkan. Tak heran, banyak pepohonan yang tumbuh subur disini, air begitu jernih dan belum terkena polusi apapun. Aku tetap merasa senang menikmati pemandangan sepanjang jalan. Bunga-bunga liar juga tumbuh di sekitar jalan, sungguh indah dan berwarna-warni.

Beberapa menit sudah perjalanan kita, kurang lebih 20 menit sampai 30 menit. Kami tiba di curug lawa. Aku tak pernah berkunjung ke sini sebelumnyam namanya pun aku baru pertama kali mendengar. Kami tak perlu membayar uang masuk sepeser pun. Tidak ada tarikan atau pungutan liar. Kami hanya memarkir motor kami di salah satu halaman rumah warga yang cukup luas. Lalu, kami harus berjalan kebawah menuruni bukit yang jalannya cukup licin. Saat itu, aku memakai alas kaki yang salah, sehingga aku harus melepaskan sandalku dan berjalan dengan bertelanjang kaki. Tak apa, aku sungguh menikmatinya. Jalan cukup licin dan aku harus berhati-hati. Aku tetatp bergumam dalam hati karena begitu merasa senang. Di sepanjang jalan menuruni bukit, aku  melihat banyak sekali capung dengan sayap mereka yang berwarna-warni berterbangan hilir mudik. Sungguh indah. Tak ada tangga di jalan setapak itu, kita benar-benar menuruni bukit. Lalu, aku melewati jalan yang dialiri aliran air, mungkin akan berujung di aliran curug itu. Basah, bagian bawah jeansku menjadi basah. Kemudian, bunga-bunga berwarna kuning, seperti bunga matahari, tetapi bukan bunga matahari banyak bertebaran di sepanjang bukit. Pohon-pohon berries liar pun ikut membuatku bertanya apakah berries ini bisa dimakan, ah sudahlah, mungkin tidak. Tidak terlalu jauh, kami hanya berjalan sekitar 10 menit lalu sampai di curug lawa.

Ini dia curug lawa yang membuatku penasaran. Curug yang tidak terlalu memiliki ketinggian dan kolama ir yang tidak begitu dalam. Aku dibuat kagum dengan air yang tenang, biru, dan jernih. Tidak hanya disitu, air mengalir hingga ke bawah dan masih ada curug-curug lain sepertinya. Kami menikmati pemandangan dan suasana dicurug dengan gembira. Kami berfoto, bermain air, bahkan ada yang berenang untuk menikmati kesegaraan air curug. Aku tidak, aku tidak berani berenang di alam bebas seperti itu. Aku cukup berfoto bersama temanku di curug itu. Aku penasaran aku menelusuri kelanjutan dari curug ini. Akhirnya, aku dan temanku berjalan melewati batu kali yang besar untuk melihat arah aliran air itu. Coba lihat apa lagi yang kutemukan, aliran air yang membentuk curug dan ditutupi dengan batu yang seperti gua, namun airnya cukup dalam. Tidak hanya berhenti disitu, aku menelusurinya lagi. Lalu, di bawahnya, terdapat curug yang juga memiliki konsep seperti curug yang ditutupi batuan seperti sebelumnya, namun dalam ukuran yang lebih luas dan besar. subhanaAllah, begitu asri dan indah. Gemercik air begitu menenangkan pikiran dan alam yang begitu alami membuatku seolah tidak ingin pergi.

Kebersamaan dan kedekatan kami dengan alam begitu terasa di curug ini. Aku seolah tidak perlu membayar apapun, namun dibayar dengan keindahan alam yang bisa dinikmati secara gratis. Tak menyesal aku berkunjung ke curug lawa. Selintas aku terfikir, bagaimana keadaan curug ini beberapa tahun ke depan jika sudah banyak orang yang mengetahui keberadaanya. Semoga saja curug lawa ini tetap dijaga keasliaannya dan keberadaannya. Jangan dihancurkan tapi rawatlah tetap seindah ini. 

 Ini adalah beberapa sisi dari keindahan curug lawa dan keindahan alam sekitarnya yang akan membuat anda merasa nyaman. Nikmat Tuhan mana yang anda harus dustakan?


Hargai alam dan Rawatlah keberadaannya!