Minggu, 14 Juni 2015

Wearing My Hijab ✿

Today, you will see if there are many women who wear casual and fashionable hijab. I always think that women who wear hijab always look very beautiful. They try to get closer to Allah. My father and Mother never push me to wear that Hijab. Of course, I just wear hijab every Friday when all students should wear hijab too in my school. Since I was in the kindergarten until senior high school, I loved to keep my long hair because I saw that Rapunzel in one of the Disney princess characters had long hair and I wanted to be like her. I also preferred to wear skirt, sleeveless dresses,-t-shirt with navy blue jeans, and cardigans. I remembered that I often wore sleeveless dress with jeans everywhere but now, all things have changed. I tried and realized if I should wear my Hijab.

This story happened when I was in the third grade in senior high school. I never guessed if I wore my hijab now. I got some inspirations from people surrounded me especially one of my best friends, her name was Nurul Fadhilla. I called her Dilla. We were getting friends since we were in the junior high school. We met in an English course and until now, we still kept our good friend relationship. She was one of college students in the biology department, in State University in Jakarta. We ever talked about the Hijab because both of us did not wear hijab yet. Finally, I forgot when she decided to wear hijab. I remembered that it was on her first grade in senior high school. She always looked beautiful with her hijab. I considered if I was one of her fan because she was a girl who had some dreams, inspiration, and very a creative girl. She was very smart, diligent and kind-hearted. I loved being her friend. Then, she never missed to share every good thing to me. How kind she was.

There was a simple thing that I caught from her. She says to me, “Meilinda, I know wearing hijab is big decision for a girl teen like us. There are many obstacles that we will get in doing our good decision. Of course, in this term we used to our thought and intent to be better one. I know Allah will always help us to be better mei. Wearing hijab will make us better even we intend that only for Allah and you will get thousand of blessings after you wear it. If you are not wear the hijab now, so when? Pray me if I always be your best friend. Please keep our communication wherever we are mei. Do not forget to share every your interesting and best stories to me’. Her words were very amazing.

Finally, I got Allah’s guidance to wear my hijab. When I failed in my SNMPTN test, I felt depressed because I failed to take my scholar as nutritionist in Institute Agricultural of Bogor (IPB). I felt that I could not make my parents proud of me. I did not know why I stared in the mirror. I took mom’s veil. Then, I started to wear it in my head. I looked something different in my face. I felt calm. One day, my mom and my younger sister asked me to go hangout in order to lose my stressed. We went hangout look for something. At that time, I wore my hijab and that became my first time to wear it. I started to feel comfortable with it even my mom looked surprised with my change.

I remembered what Dilla ever said to me about wearing hijab. If I did not wear my hijab today, so when I would wear it, and I realized this my turn. I learnt, learnt, and learnt to better for my commitment. Finally, I decided to wear my hijab until right now. Of course, this became the biggest challenge for me. Wearing hijab meant that you should makeup ourselves to be closer with Allah. We should change our bad attitude, how to speak, and keep our emotion. I knew it was little bit hard for me but if I tried, I did. Wearing hijab really gave some of big changes in my life. I tried to change my bad attitude, my lifestyle, my habit, and controlling my emotion.

For example, I could change how the way I dressed up. I decided to replace my short skirt and dress in my wardrobe. Then, my parents gave me money to buy some of long shirts and skirts, veils, and many more. They really supported me. I did not want to miss every single thing in my changes. Learn and learn is my goal. I learnt to always keep my pray time and did not forget to read the Al- Quran every day. By doing that, you would get calmness for your life. Stay focus to the right and positive things to increase my good points in myself.

How I controlled my emotion also became the hardest part. I have considered myself as a moody person. I eased getting bad mood when there was a bored or disappointing thing.  I wore hijab and I should be calm girl. It meant that I should control myself from a big anger. Anger leaded you into bad things. That was the point. I should manage myself more and more. Be friendly and stay in the stable emotion would be better.

Besides improving my good points, I should finish my studies and made some of achievement for giving pride to my beloved parents. I loved them very much. I believed that Allah always helped people who wanted to change to better. My father has supported me every time until I was here, in the Jenderal Soedirman University. I came here because of my parent pray. I would not suppose to be like now without them. Mom, Dad, I would be your best daughter someday. Pray me for these.


Furthermore, I could not explain how I felt happy today because I already got Allah’s guidance to wear the hijab. It became the best moment in my life that have changed me into a better one. I thanked for many people who always supported me and gave some inspiration in wearing my hijab. I will always learn into a better person.

Kamis, 11 Juni 2015

Perkuliahan Umum Mahasiswa D3 Bahasa Inggris

PURWOKERTO – Sejumlah dosen dan mahasiswa program studi D3 Bahasa Inggris mengikuti perkuliahan umum di ruang B 105, gedung B,  Fakultas Ilmu Budaya, Kamis, 11 Juni 2015 dengan Mr. Christopher Allen Woodrich, seorang Wikipedia editor yang berasal dari Kanada. Tema perkuliahan kali ini adalah “Cultural Translation in Writing Film Subtitles”.

Seluruh mahasiswa D3 Bahasa Inggris wajib mengikuti perkuliahan umum ini sehingga beberapa mata kuliah yang terselenggara pada pukul 09:00-12:00 WIB ditiadakan. Ruangan pun dipenuhi oleh para mahasiswa dan dosen yang begitu antusias dengan pembicara yang sudah menjadi salah satu penerjemah berbagai macam subjudul film. Mr. Christopher yang ternyata fasih berbahasa Indonesia dengan senang hati berbagi pengalamanya kepada para peserta kuliah umum tersebut.  Jelas, semua sangat antusias mengikuti acara dan menyimak apa yang disampaikan.

Sempat disinggung beberapa hal mengenai cara penerjemahan yang baik dan benar, baik dalam penerjemahan indonesia-inggris ataupun sebaliknya. Hal yang paling penting dalam mendapatkan hasil penerjemahan yang baik adalah dengan memahami sistematika budaya setempat, bahasa target, dan maksud yang jelas. Seorang penerjemah harus mampu dalam menerjemahkan berbagai macam istilah yang berkaitan dengan budaya-budaya yang cukup bervariasi disetiap negara, seperti nama makanan, public figure, cerita rakyat, dan tradisi atau adat-istiadat setempat. Hal ini haruslah dipahami oleh seorang penerjemah agar apapun yang diterjemahkan dapat tersampaikan dengan baik kepada para pembaca atau penonton film.

Mr.Christopher mengatakan bahwa memahami makna-makna di dalam teknik penerjemahan merupakan hal yang memiliki kolerasi tinggi dan arti penting bagi penerjemah. Disimpulkan bahwa hal ini dapat membuat para pembaca mengerti maksud atau bahasa target dengan jelas, serta tidak menimbulkan ketidaksinambungan pada para pembaca dalam penyampaian hasil penerjemahan ini.

Acara puncak ditutup dengan pengajuan beberapa pertanyaan dari para peserta kuliah umum baik dari para dosen ataupun mahasiswa. Setelah itu dilakukan sesi foto bersama. Acara perkuliahan ini berlangsung dengan baik dan benar-benar memberikan manfaat baik bagi para mahasiswa yang sangat tertarik untuk mendalami penerjemahan. 

Selasa, 09 Juni 2015

Kunjungan Singkat ke Satelit Pos Purwokerto



Di semester 4 ini, aku mendapat kesempatan untuk mengambil salah satu mata kuliah peminatan, aku memilih mata kuliah jurnalistik. Awalnya aku ingin memilih penerjemahan, tetapi aku ragu dan sepertinya tidak sesuai dengan passionku.  Akhirnya aku memilih mata kuliah jurnalistik. Aku tertarik dengan mata kuliah ini karena aku ingin tahu bagaimana seorang wartawan mencari berita dan bagaimana mengolah berita yang baik. Ternyata setelah masuk tengah semester pertama, mata kuliah ini semakin mengasyikkan dan membuatku semakin ingin tahu tentang jurnalistik lebih dalam. Dosen-dosennya pun sangat asik dan pandai membuat nyaman dan asik suasana kelas. Cukup banyak materi mendasar tentang jurnalistik dan cara menulis berita yang baik dan benar.

Mata kuliah jurnalistik ada setiap hari Kamis. Pada tengah semester pertama, aku masih diajarkan tentang materi, berbagai macam contoh, dan dosen mengajar serta berbagi pengalaman mereka saat menjadi seorang wartawan. Setelah masuk akhir semester 4 pun dosen berganti. Dosenku kali cukup familiar ditelingaku karena aku sempat bertemu beliau beberapa waktu, dibeberapa kesempatan acara kampus. Namanya mas Tatang, seorang editor disalah satu Koran lokal di Banyumas tepatya Radar Banyumas. Beliau mengajar cukup asik dan dengan senang hati berbagi pengalamannya selama bekerja di dunia perkoranan.

Beliau cukup sibuk dalam mengurus perkuliahannya, namun tidak lepas dari tanggungjawabnya untuk tetap mengajar kami di kampus.  Perkuliahan awal dengannya, kami diajak untuk berkunjung ke kanto tempat Ia bekerja, Radar Banyumas. Kami ditunjukan berbagai macam ruangan yang sebagai proses tempat memproduksinya Koran-koran Radar Banyumas. Kami juga diberi kesempatan untuk melihat serangkaian mesin besar yang digunakan untuk memproduksi Koran tersebut atau sebagai alat percetakan Koran.  Di jam perkuliahan selanjutnya beliau mengajak kami semua untuk berkunjung ke Koran lokal lainnya yang ada di Banyumas yaitu satelit pos. Kunjungan di hari Kamis, 4 Juni 2015 ini berlangsung cukup menarik.

Satelit pos tidak jauh dari lokasi kampus Ilmu budaya. Kami semua berkumpul jam 07:30 pagi dan bergegas ke tujuan dengan menggunakan sepeda motor. Hanya dengan waktu 10 menit kami sampai di tempat tujuan. Disana kami dipersilahkan masuk untuk mengetahui seluk beluk satelit pos. Begitu menarik memang mata kuliah jurnalistik ini, aku mendapat berbagai macam pengalaman dari para wartawan berpengalaman. Kami juga selalu diberi kesempatan untuk bertanya tentang apapun mengenai industri perkoranan lokal ini.

Radar Banyumas dengan Satelit pos sangatlah berbeda dari beberapa hal dan sistematika didalamnya. Satelit pos yang juga tersebar diseluruh wilayah Banyumas memiliki keunggulan tersendiri dari Koran lokal lain yang ada di Banyumas, seperti salah satunya, satelit pos memberikan ruangan terhadap publik untuk ikut serta dalam menyalurkan aspirasi, info, dan minat menulis mereka. Di dalam Koran yang diterbitkan satelit terdapat satu ruang yang diperuntukan untuk publik, khusunya pada bagian “Berita Inyong”,“Citizen Journalism”, “Opini”, “SMS” berhadiah, dan ruang cerita publik.  Anda bebas menuangkan info-info yang anda miliki guna memberikan informasi baru terhadap publik setempat. Adanya ruang ini benar-benar memberikan kemudahan terhadap warga untuk ikut berpartisipasi.

Kemudian, Satelit pos juga memilik bagian-bagian penting, seperti redaksi, sirkulasi, dan iklan. Semua bagian tersebut memiliki peranannya tersendiri. Satelit pos dan Radar Banyumas memiliki sistematika susunan kerja yang berbeda, namun tidak begitu jauh juga perbedaannya. Berikut ini adalah sistematikan bagian-bagian yang terkait dengan cara kerja Satelit pos memiliki:
1.   Pimpinan Redaksi yang bertugas untuk membuat dan mengatur kebijakan redaksi dalam mencari isu-isu berita dan mengarahkan tugas setiap wartawan.
2. Wakil Pimpinan Redaksi yang bertugas dalam membantu kinerja pimpinan redaksi demi kelancaran produksi Koran satelit pos.
3.  Redaktur Pelaksana bertugas untuk membimbing dalam membuat layout berita dan headline berita di Koran.
4.   Redaktur bertugas dalam melakukan listing, mencari headline berita, menentukan berita apa saja yang harus dimuat dan dliput, serta juga ikut berpartisipasi dalam mencari isu-isu berita di masyarakat.
5.  Wartawan bertugas mencari berita di lapangan dan harus selalu siap kapanpun untuk meliput berita yang terjadi disekitar wilayah Banyumas dan mencari narasumber.
Setiap bagian sudah memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Jika salah satu bagian tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka pendistribusian Koran pun tidak dapat terdistribusi dengan baik kepada para pelanggan Koran. Itu sebabnya peranan meraka begitu penting dan saling terkait.

Satelit pos memberikan ruang untuk masyarakat yang ingin menjual produk dan jasa mereka untuk memasang iklan. Iklan memiliki ruang khusus di lama satelit pos ini. Menurut satelit pos, iklan merupakan salah satu bagian yang cukup penting guna menunjang pembiayaan berita mereka. Pemasangan iklan memiliki harga khusus dan tersendiri untuk setiap baris iklan ataupun bukan yang berbentuk baris. Harga yang dibanderol untuk memasang iklan di Koran satelit pos cukup bervariasi, namun akan begitu menguntungkan bagi anda yang ingin menjual produk anda.


            Kunjungan yang kurang lebih berlangsung selama satu setangah jam ini diarasa kurang.  Kami masih begitu anstusias untuk mendengarkan informasi menarik lainnya mengenai Satelit post ini, namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 kami harus segera bergegas ke kampus, ada jam mata kuliah lagi yang harus kita hadiri. Pertemuan yang cukup menyenangkan dan berwawasan untuk mengetahui lebih jauh tentang dunia perkoranan. Semoga di lain waktu aku bisa melaksanakan tugas akhir kuliahku disana dan mas Tatang tetap memberikan kesempatan untuk kami semua berkunjung ke tempat perkoranan lainnya di Banyumas. 

Selasa, 02 Juni 2015

CURUG LAWA


Dibalik rutinitas penduduk yang padat, terdapat keindahan alam yang belum terjamah oleh apapun, begitu indah dan seolah kita patut mensyukurinya tanpa kurang satu pun itu. Aku begitu senang sekali berkesempatan melihat indahnya dan asri nan alaminya pemandangan curug lawa yang benar-benar belum terjamaah oleh oranglain. Bak aset negara yang harus tetap dijaga keberadaannya. Keadaan yang jelas berbeda, tidak seperti di Jakarta, hanya gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menutup keindahan sang langit biru, air sungai yang keruh ditutupi oleh benda tak bermanfaat, dan jalan-jalan yang diwarnai kebisinggan kendaraan. Sungguh berbeda dengan semua keindahan alam yang dapat disaksikan jelas disini. Curug lawa begitu asri, alami, dan indah untuk dinikmati pemandangannya.


Tak butuh waktu lama untuk pergi kesana, hanya beberapa menit sampai. Tanpa harus melawan macet atau padatnya jalan kota. Aku dan teman-temanku menelusuri jalan-jalan pedesaan yang masih asri. Pemadangan sawah, rumah warga, dan pohon-pohon selalu setia berjejer menemani perjalanan kita ke curug. Benar-benar, aku tidak merasakan polusi, sungguh udaranya sangat segar, aku merasa beruntung untuk beberapa waktu tinggal di kota yang kecil dan juah dari padatnya ibukota ini, Purwokerto. Ya.. lalu, aku melihat banyak petani sedang sibuk berjalan mundur untuk menanam padi-padi begitu dengan hati-hatinya karena mereka tahu, nantinya padi akan menjadi bahan pokok untuk banyak orang. Tidak hanya itu, panorama gunung Slamet pun tidak luput dari perhatianku. Saat itu cuaca cukup cerah, panorama gunung Slamet seolah tidak boleh dilewatkan begitu indah menjulang tinggi dan dikelilingi oleh awan disekitar puncaknya. SubhanaAllah, sungguh indah ciptaanmu Allah. Belum tiba di curug aku sudah cukup bahagia melihat rutinitas desa dan alam yang asri menemaninya.

Aku begitu bersyukur saat dapat menikmati suasana desa ini. boleh ku ceritakan lagi? Aku melihat sungai kecil dan terasering yang sering digunakan para petami untuk mengaliri sawahnya memiliki air yang sangat bening, jernih, dan menyegarkan. Tak heran, banyak pepohonan yang tumbuh subur disini, air begitu jernih dan belum terkena polusi apapun. Aku tetap merasa senang menikmati pemandangan sepanjang jalan. Bunga-bunga liar juga tumbuh di sekitar jalan, sungguh indah dan berwarna-warni.

Beberapa menit sudah perjalanan kita, kurang lebih 20 menit sampai 30 menit. Kami tiba di curug lawa. Aku tak pernah berkunjung ke sini sebelumnyam namanya pun aku baru pertama kali mendengar. Kami tak perlu membayar uang masuk sepeser pun. Tidak ada tarikan atau pungutan liar. Kami hanya memarkir motor kami di salah satu halaman rumah warga yang cukup luas. Lalu, kami harus berjalan kebawah menuruni bukit yang jalannya cukup licin. Saat itu, aku memakai alas kaki yang salah, sehingga aku harus melepaskan sandalku dan berjalan dengan bertelanjang kaki. Tak apa, aku sungguh menikmatinya. Jalan cukup licin dan aku harus berhati-hati. Aku tetatp bergumam dalam hati karena begitu merasa senang. Di sepanjang jalan menuruni bukit, aku  melihat banyak sekali capung dengan sayap mereka yang berwarna-warni berterbangan hilir mudik. Sungguh indah. Tak ada tangga di jalan setapak itu, kita benar-benar menuruni bukit. Lalu, aku melewati jalan yang dialiri aliran air, mungkin akan berujung di aliran curug itu. Basah, bagian bawah jeansku menjadi basah. Kemudian, bunga-bunga berwarna kuning, seperti bunga matahari, tetapi bukan bunga matahari banyak bertebaran di sepanjang bukit. Pohon-pohon berries liar pun ikut membuatku bertanya apakah berries ini bisa dimakan, ah sudahlah, mungkin tidak. Tidak terlalu jauh, kami hanya berjalan sekitar 10 menit lalu sampai di curug lawa.

Ini dia curug lawa yang membuatku penasaran. Curug yang tidak terlalu memiliki ketinggian dan kolama ir yang tidak begitu dalam. Aku dibuat kagum dengan air yang tenang, biru, dan jernih. Tidak hanya disitu, air mengalir hingga ke bawah dan masih ada curug-curug lain sepertinya. Kami menikmati pemandangan dan suasana dicurug dengan gembira. Kami berfoto, bermain air, bahkan ada yang berenang untuk menikmati kesegaraan air curug. Aku tidak, aku tidak berani berenang di alam bebas seperti itu. Aku cukup berfoto bersama temanku di curug itu. Aku penasaran aku menelusuri kelanjutan dari curug ini. Akhirnya, aku dan temanku berjalan melewati batu kali yang besar untuk melihat arah aliran air itu. Coba lihat apa lagi yang kutemukan, aliran air yang membentuk curug dan ditutupi dengan batu yang seperti gua, namun airnya cukup dalam. Tidak hanya berhenti disitu, aku menelusurinya lagi. Lalu, di bawahnya, terdapat curug yang juga memiliki konsep seperti curug yang ditutupi batuan seperti sebelumnya, namun dalam ukuran yang lebih luas dan besar. subhanaAllah, begitu asri dan indah. Gemercik air begitu menenangkan pikiran dan alam yang begitu alami membuatku seolah tidak ingin pergi.

Kebersamaan dan kedekatan kami dengan alam begitu terasa di curug ini. Aku seolah tidak perlu membayar apapun, namun dibayar dengan keindahan alam yang bisa dinikmati secara gratis. Tak menyesal aku berkunjung ke curug lawa. Selintas aku terfikir, bagaimana keadaan curug ini beberapa tahun ke depan jika sudah banyak orang yang mengetahui keberadaanya. Semoga saja curug lawa ini tetap dijaga keasliaannya dan keberadaannya. Jangan dihancurkan tapi rawatlah tetap seindah ini. 

 Ini adalah beberapa sisi dari keindahan curug lawa dan keindahan alam sekitarnya yang akan membuat anda merasa nyaman. Nikmat Tuhan mana yang anda harus dustakan?


Hargai alam dan Rawatlah keberadaannya!


Senin, 01 Juni 2015

KATA

Kata merupakan hal yang setiap detik kita katakan. Setiap orang bisa berbicara atau berucap beratus bahkan beribu-ribu kali. Tanpa sadar, manusia banyak bicara. Tetapi, tidak sekedar dibicarakan. Kata memiliki banyak arti yang terkadang berarti baik ataupun menyakitkan. Terkadang, seseorang tidak sadar bahwa apa yang Ia ucapkan merupakan kata-kata yang menyakitkan hati oranglain. Namun, kata-kata yang baik juga bisa menyakitkan hati jika seseorang menyampaikannya dengan nada, intonasi, atau maksud yang berbeda. Jelaskan! Berilah susunan kata yang tepat agar kata-kata yang anda sampaikan tepat dan memberikan asumsi baik terhadap pendengar.

Banyak orang diluar sana yang bertopeng. Tak pernah tahu berkata apa di depan atau di belakang kita. Saya perempuan bergolangan darah O, ntah mengapa saya begitu memperhatikan segala macam perkataan oranglain. Saya cukup perasa. Ntah, saya berperang dengan sifat saya yang satu ini atau bagaimana. Saya seolah kalah dengan diri saya sendiri bahkan terkadang saya tak mampu mengontrol emosi saya sendiri. Terlalu peka, perasa… mungkin… saya bingung. Bagi saya, semua perkataan oranglain yang dinilai untuk saya akan mencerminkan hal apapun yang telah saya lakukan kepada mereka. Jika mereka berasumsi baik, saya terima. Jika tidak, saya harus bagaimana. Saya begitu takut jika orang membenci saya, meskipun pada kenyataannya, banyak orang menyanyanggi saya.

Terkait soal perasaan, kasih sayang, dan cinta, saya selalu terjebak dengan emosi labil yang membuat saya terkadang tidak dapat mengontrol  perasaan dan emosi saya sendiri. Saya mudah marah, tersinggung, dan sedikit memiliki rasa iri. Ntah……. hal itu menjadi begitu buruk. Hal ini terkadang membuat saya seolah ingin menghukum dan menyalahkan diri saya sendiri. Saya seolah takut jika salah berucap kepada oranglain. Saya takut mereka membenci saya.

Saya terkadang egois, namun akan ada makna dibalik keegoisan tersebut. Oranglain tak peka, saya tak memaksa, hak mereka bukan? Saya berperang dengan keegoisan saya sendiri sampai terkadang harus mengalah.

Saya tahu, saya bukalah seorang putri raja yang diprioritaskan dalam segala hal dan macamnya. Tapi saya selalu menempatkan seseorang pada porsinya, lalu kamu? Tak melarang, hanya berfikir saja, saya seperti seorang teman pada umumnya yang hanya sebagai tempat bertukar informasi. Kata itu cukup menusuk. Saya akui, tanpa sadar kata itu membuat saya meneteskan air mata. Apa tidak ada kata lain selain itu? Tak perlu dijelaskan takut berbuntut panjang. Baik saya terima.

Kata membuat kita memperdebatkan sesuatu hal yang semestinya tidak perlu diperdebatkan. Salah ucap masalah datang. Begitulah, disini saya belajar cara untuk bagaimana berucap dengan ucapan yang tidak menyakiti hati dan perasaan oranglain. Cukup sulit, terkadang kita tidak sengaja dan keluar dari apa yang ingin bicarakan. Emosi begitu menguasai apa yang akan kita katakan kerena emosilah yang menyeimbangkan perasaan kita.

Pada dasarnya kita semua paham bahwa kata memiliki peranan penting dalam penyampaian pikiran, opini dan informasi saat berkomunikasi. Bagaimana kita menyampaikan perkataan kita, berdasarkan kata-kata yang kita gunakan saat berkomunikasi. Baik atau tidaknya perlu sekali untuk dipertimbangkan. Sebagai tambahan, niatmu apa? Semua saling berketerkaitan antara niat, kata, dan pemikiran kita. Jika niat kita memang baik, kita akan selalu mencoba merangkai kata dan informasi yang baik sedangkan niat buruk, akan tercipta kata-kata yang tidak sepatutnya.

Saya paham. Kita bisa melihat sekitar begitu banyak contohnya, seperti pada saat orang sedang jatuh cinta, sepasang kekasih akan menggunakan kata-kata yang berbunga-bunga, menimbulkan rasa bahagia, dan semangat. Bagaimana dengan para pendemo yang berdiri di depan gedung pemerintah, berorasi dan berkoar-koar, apa yang mereka lakukan? Mengeluarkan aspirasi melalui kata-kata yang tersirat dan bermakna. Jelasnya untuk mengkritik kinerja pemerintah. Adalagi, seorang guru atau dosen yang menyampaikan ilmu dan materi pembelajaran kepada muridnya, apa yang mereka sampaikan akan menggunakan kata-kata yang mengandung pemahaman agar materi tersebut dapat disampaikan. Begitu banyak manfaat kata.

Saat kita merasa senang, terkadang kita sampai lupa ingin mengatakan apa hingga tak bisa berkata-kata. Begitu kita sedang merasa sedih, terpukul, dan gagal, aka nada banyak kata penyesalan yang terselip di kondisi diri kita. Ah! Kata terlalu bebas dan tidak ada batasan. Kata begitu mudah diekspresikan dalam banyak hal. Tak heran jika banyak orang menjadi motivator yang seolah-olah menjual kata-kata yang diucapkan mereka untuk tujuan baik, yaitu menyemangati para penonton atau pendengar.

Banyak-banyaklah belajar dari pengalaman oranglain atau pengalaman diri kita sendiri tentang berkomunikasi dan menyampaikan maksud atau pesan dari pemikiran anda. Hal ini membuat kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan tidak menimbulkan rasa sakit hati kepada oranglain.