Rabu, 27 Mei 2015

Kesayanganku

Keluarga menjadi salah satu orang-orang paling penting di dunia ini. Mereka selalu ada disampingku tanpa kenal lelah untuk mendukungku dan menemaniku dalam situasi dan kondisi apapun. Mereka sudah seperti teman, sahabat, dan pendamping sepanjang hayat. Tak ada hal yang paling indah selain memiliki keluarga yang lengkap, utuh, dan harmonis. Keluarga kecilku terdiri dari Ayah, ibu, dan adik perempuanku yang 12 tahun umurnya jauh denganku. Mereka itu sumber semangatku. Tak ada kata yang lebih membuatku menangis saat kami berada dalam jarak, “AKU RINDU MEREKA”. Semenjak aku tinggal jauh untuk kuliah di luar kota, hal ini menjadi keputusan terberat yang harus aku lakukan untuk meninggalkan mereka beberapa waktu untuk mengejar kuliahku.

Teringat waktu kecil, aku hanya pergi untuk menginap di rumah saudaraku di Bekasi yang jaraknya hanya ditempuh sekitar 2 jam dari rumahku, di Cinere, Depok. Baru beberapa hari aku tinggal dirumah mereka, aku sering menangis dan merengek minta pulang kerumah. Ya, dulu saat aku kecil, aku begitu cengeng seolah takut jauh dari orangtuaku. Akhirnya, tanteku mengajakku pulang esok harinya. Sungguh sedikit memalukan. Tapi, apa daya aku terlalu rindu mereka. Sekarang, umurku hampir 20 tahun, aku pun masih cengeng dan sering teringat suasana rumah saat aku sendiri di kamar kos. Seolah sepi, tak ada suara si kecil Farah, adikku yang nakal, usil, tapi menggemaskan itu. Saat pulang kerumah aku selalu menyempatkan diri bermain dengannya.

Sosok ayah yang menjadi pemimpin keluarga begitu aku banggakan. Aku begitu bangga memiliki ayah sebaik dan sebijksana dia. Ayah adalah laki-laki terbaik yang pernah aku kenal. Dia tak pernah sekali pun berniat untuk menyakitiku dengan kata-katanya atau tindakannya. Ayah selalu membimbingku dan memberi saran serta kekuatan terbaik untukku. Laki-lakiku, Ayahku, juga telah menjadi guru terbaik sejak aku kecil hingga aku dewasa. Aku adalah sosok pribadi pemalu sejak aku kecil, aku tak pernah punya mental pemberani saat aku harus maju ke depan kelas, ntah itu harus menyanyi atau membacakan puisi karanganku sendiri, aku terlalu pemalu untuk itu bahkan aku bisa sampai menangis. Jelasnya, itu saat aku duduk dibangku Sekolah Dasar. Ayah selalu mengusahakan hal terbaik untuk anak-anaknya. Hal itu begitu terlihat saat aku akan lulus SMA dan masuk kuliah ke perguruan tinggi. Saat SMA, aku ingin sekali masuk Universitas Negeri, yaitu Insititut Pertanian Bogor (IPB). Aku ingin sekali berkuliah di jurusan Ahli gizi. Hal ini mendorongku karena sebelumnya aku juga berada di kelas IPA. Aku begitu semangat untuk bersaing dengan ribuan murid di Indonesia untuk masuk pergurusan tinggi favorit di Indonesia. Sayangnya untuk seleksi pertama di jalur SNMPTN, aku benar-benar gagal.

Hal ini membuat aku malu dan benar-benar merasa sedih. Aku gagal, aku tak bisa membanggakan orangtuaku, terutama ayahku yang setiap hari menyemangatiku dan berharap anak perempuan bisa melanjutkan pendidikan di IPB. Ayah tetap memberiku semangat dan kesempatan untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi selanjutnya, yaitu SBMPTN. Dengan baik dan senang hati, ayah tetap mendampingiku sebelum ujian SBMPTN dimulai, yaitu mulai mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan hingga pembayaran ujian. Ayah benar-benar meluangkan waktunya untukku, hingga Ia memutuskan untuk cuti kuliah satu hari untuk mengantarku ujian SBMPTN. Begitu cintanya dia kepadaku, aku tak pernah ingin mengecewakannya. Tak pernah kufikir jika soal yang ku kerjakan akan semudah aku mengerjakan soal pada saat latian. Diluar dugaan, soal yang kukerjakan jauh lebih sulit, aku merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan lolos ujian kali ini. Beberapa waktu setelah ujian SBMPTN selesai, pengumuman hasil pun diumumkan. Untuk kedua kalinya, aku tidak berani untuk membuka hasilnya. Ayah dengan baik hati membukakan hasilnya untukku. Namun, aku mengecewakannya lagi, aku gagal untuk kedua kalinya dalam seleksi masuk perguruan tinggi ini. Aku mulai putus asa, namun ayah tetap setia merangkulku.

               Aku seolah malas untuk melanjutkan kuliahku, hingga akhirnya mungkin ayahku marah, dia bertanya kepada tentang perguruan tinggi swasta mana yang harus aku pilih. Aku tidak pernah menginginkan untuk berkuliah di perguruan tinggi swasta. Akhirnya, aku pasrah, ayah memilihkan Universitas Negeri Vetaran Jakarta, di jurusan ahli gizi. Aku mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi tersebut dan aku lolos. Passion ku tidak disana, aku tidak semangat. Ntah, mungkin ketika melihatku mulai tidak bersemangat, ayah berfikir dan memberikan kesempatan terakhir untukku mengikuti seleksi ujian masuk perguruan tinggi terakhir, di jalur UMPBT, dengan senang hati dan semangat aku harus berhasil. Ibu bilang, aku tidak perlu persiapan apapun, kerjakan semampumu dan lakukan yang terbaik, tak perlu berfikir hasilnya. Ibu yakin kamu masuk nak. Itu ucapan ibu. Ayahku tetap setia mendampingiku mengikuti ujian hingga selesai. Kali ini universitas yang dicantumkan berdasarkan pilihan dari ayahku, yaitu UNSOED dan UNS. Ntah dengan percaya diri dan berusaha semaksimal mungkin, aku mencoba. Dan akhirnya…. Benar kata ibu, aku lolos masuk UNSOED. Akhirnya, aku tak mengecewakan ayah dan ibu dan membuat  mereka tertawa sumngringah. Terimakasih kalian berdua J


               Satu lagi yang begitu anggun dan cantik di dunia ini, ibuku. Dia adalah seorang ibu yang displin dan tegas terhadap anak-anaknya. Meskipun iya cerewet dan membuatku terkadang takut dengan omelannya tapi aku tahu itu menunjukkan kasih sayangnya kepadaku. Ibu juga sebagai sahabat kedua aku setelah ayahku. Pembicaraan tentang wanita yang khusus kita habiskan membuat aku dan ibu seperti seorang sahabat. Begitu menarik pembicaran itu. Ibuku koki handal sedunia. Aku selalu rindu segala macam masakan yang Ia buat setiap hari. Rasa makanan yang Ia buat selalu pas dan enak di lidah dan membuatku rindu akan masakan ibu saat aku jauh seperti ini. Aku suka soto ayam, cap cay, dan tumis cumi-cumi, sangat lezat dan membuat nafsu makanku bertambah. Ibu selalu menjaga aku dan adik dengan memberikan asupan makanan yang bergizi dan sehat begitulah ibu yang baik untuk kami berdua.

               Namun terkadang, aku suka merasa sedih dan bersalah. Aku pernah menyakiti hati wanita cantik di dunia dengan tingkah nakalku dan perkataanku yang membuatnya menangis. Aku sungguh menyesal bu, kau boleh pukul aku, meski aku tau, ibu tak sejahat itu denganku. Aku benar-benar menyesal pernah membuat menangis. Maafkan aku..

Ibu selalu memfaakanku, tak pernah dendam dan terus membimbingku. Aku begitu senang punya ibu sebaik, sedisplin, dan sesetia dia terhadap keluarganya. Banyak pelajaran yang aku dapat dari ibuku, aku tak ingin mengecewakannya lagi. Aku berjanji tak ingin melukai hatinya lagi. Ibu terlalu berharga untuk disakiti. Wanita yang telah melahirkan dan membersarkanku ini akan selalu kusayangi sampai akhir hayat. Aku selalu mendoakanmu agar ibu selalu sehat dan tetap bisa melihat pertumbuhan anak-anakmu yang terkadang kami berdua nakal. Aku rindu tidur di dekap ibu, makan masakan ibu, dan tidur dipangkuanmu sambil membelai rambutku hingga terkang aku membuat adikku sendiri iri jika aku sedang bertingkah manja dengan ibuku.

Terakhir yang tak kalah menyenangkan adalah aku mempunyai adik kecil yang 12 tahun selisih umurnya denganku, namanya Farah. Menurutku, dia adik paling manis, pintar, dan lucu. Dia mempunyai caranya tersendiri untuk menyayangiku. Saat dekat memang kita cenderung bertengkar, namun saat jauh banyak hal yang membuat aku rindu dengan tingkahnya. Adikku sekarang duduk di Sekolah Dasar. Saat ini, sedang gemar bermain bersama teman sekolahnya dan sering kuperhatikan adik sedang mencari hal apa yang dia sukai.



Adikku dan aku suka es krim. Kita sering menghabiskan waktu untuk makan es krim bersama. Saat aku jauh kadang aku rindu hal itu. Dipagi hari, dia pasti rusuh membangunkanku dari tidur, dan merengek mengajakku untuk bermain. Aku terkadang kesal, namun aku tau itu caranya mencari perhatianku. Hal lain yang begitu menarik untuk dilakukan dengan adikku adalah menonton serial Disney Cartoon or Barbie Movies Series bersama. Tak pernah ketinggalan akan momen itu, menjadi momen keakraban kita. Aku begitu sayang adik super usil dan cantik itu. Tunggu aku pulang, kita akan main bersama lagi.
              


Tidak ada komentar:

Posting Komentar